Pasar Tambun Juara, Ade Asma Ciptakan Pasar Jujur, Aman dan Rapi


Kasubag TU UPTD Pasar Tambun, Kabupaten Bekasi, Asma, S.AP, M.Si menggulirkan program Pasar Tambun Juara.


TEROBOSHUKUM.CO.ID – Pasar merupakan salah satu muara pertemuan produsen, penjual dan pembeli dalam dunia perdagangan. Pasar yang dimaksud meliputi pasar modern dan pasar tradisional.

Sampai saat ini keberadaan pasar tradisional masih menjadi tulangpunggung rantai perdagangan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan pasar modern saat ini juga semakin tumbuh berkembang di beberapa wilayah seiiring dengan tuntutan kebutuhan pasar.

Walaupun lambat laun beberapa pasar tradisional berkembang kearah pasar modern mengikuti tuntutan perkembangan zaman. Pemerintah terus berupaya berbenah meningkatkan mutu dengan melakukan penataan pasar tradisional, pengawasan, dan evaluasi baik dari segi infrastruktur maupun peningkatan kwalitas mutu produk yang dijual.

Tindakan partisipatif yang paling mudah dan nyata dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan selalu menjaga kebersihan di pasar tradisional. Sebagai contoh tidak membuang sampah, pembungkus, puntung rokok, bungkus permen secara sembarangan di lingkungan pasar.

Mayoritas pasar tradisional memiliki fasilitas pasar yang minim dan belum menerapkan praktik higiene dengan baik. Higiene tempat/peralatan pasar merupakan syarat utama penjajaan barang dagangan di pasar tradisional. terutama terhadap produk pangan.

Penataan pasar merupakan salah satu upaya perbaikan dengan cara merenovasi dan memperbaiki fasilitas pasar, penempatan berbagai macam produk sesuai dengan kelompoknya.

Menjaga kebersihan pasar merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menerapkan praktik hygiene di pasar tradisional. Membersihkan tempat berjualan dan sekitarnya dari sampah/sisa dagangan yang tak terpakai merupakan kewajiban pedagang dan petugas pasar tradisional untuk menjaga kebersihan pasar.

Waktu yang ideal membersihkan kebersihan pasar yaitu saat sebelum dan sesudah berjualan sehingga tidak mengkontaminasi produk yang dijual di pasar. Pasar yang kurang bersih disukai berbagai hewan perantara penyakit seperti tikus, lalat, lipas, semut, labah-labah, kucing liar, kelelawar, anjing, dan lain-lain. Hal ini akan berdampak negatif terhadap produk yang dijual di pasar, terutama bahan-bahan untuk pangan.

Guna menciptakan kondisi pasar yang jujur, aman dan rapi (Juara), Kasubag TU UPTD Pasar Tambun, Kabupaten Bekasi, Asma, S.AP, M.Si menggulirkan program Pasar Tambun Juara. Sejatinya, program ini mengadopsi program Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK). Yaitu Pasar Rakyat Jabar Juara.

Program ini, kata dia, dicanangkan sejak 2019. Bahkan, program ini sudah disebarkan oleh Gubernur RK ke seluruh kabupaten/kota se-Jawa Barat. Selain itu, diadakan bimbingan teknis (bimtek) empat atau enam bulan sekali dengan tempat berpindah-pindah, diantaranya di Kota Depok, Cirebon, Bandung, dan kabupaten/kota lain.

Tujuan program ini, menurutnya, gubernur ingin membantu perekonomian masyarakat menengah ke bawah. “Selaku pengelola pasar, saya menangkap program Pak Gubernur RK ini luar biasa,” kata pria yang akrab disapa Ade Asma ini saat diwawancarai di ruang kerjanya, Selasa (12/5/20).

Berbuat Kebaikan

Ade Asma mengaku meski dirinya sudah puluhan tahun mengelola pasar, namun tidak mengurangi semangatnya untuk menerapkan program tersebut di Pasar Tambun. Itu sebabnya, sejak 2019, dia setiap hari keliling di areal pasar.

“Saya banyak mendapat keluhan dari para pedagang, lantaran yang belanja sepi. Perekonomian mereka menurun, mereka menangis. Mendengar keluhan itu, saya juga ikut menangis, walaupun air mata saya tidak keluar,” ucapnya.

Mendengar keluhan para pedagang, Ade Asma lalu berpikir untuk mencari solusi. Langka pertama, dia kumpulkan para staf dan karyawan Pasar Tambun. Semua staf dan karyawannya diberi inovasi. Selanjutnya, kata dia, akhlaknya diluruskan, supaya benar.

“Saya ajak semua staf dan karyawan untuk berbuat kebaikan. Dan, saya katakan, bahwa tugas dari pimpinan wajib dilaksanakan,” beber pria kelahiran Cirebon ini.

“Selama berbulan-bulan saya beri inovasi, alhamdulillah 90 persen menjadi baik. Setelah itu, mereka saya ajak untuk membantu para pedagang. Bahkan, mereka siap paling depan mengawal program saya. Maju tak gentar, siapa pun yang bermaksud menghalangi program saya, mereka siap tampil paling depan,” lanjut dia.

Ade Asma menjelaskan, program yang dia sampaikan kepada para pedagang adalah mengenai kebersihan. Apalagi, kata dia, Pasar Tambun dibangun 20 tahun lalu, sementara hak guna bangunan (HGB) pasar ini habis 27 September 2020.

“Lebih kurang 90 persen pedagang sudah saya undang. Kita undang secara bertahap. Mulai dari 20 pedagang, 30 pedagang sampai 50 pedagang. Tujuannya untuk menjelaskan program saya. Pertama, yang saya galakkan adalah kebersihan. Sebab, kebersihan ini paling vital. Saya jelaskan kepada para pedagang, baik secara logika maupun agama,” ujarnya.

Ketika lingkungan tempat berdagang bersih, Ade Asma meyakini pembeli (konsumen) banyak yang datang (belanja) ke toko/kiosnya. Karena konsumen sekarang lebih suka yang bersih.
“Secara agama, saya tanyakan kepada para pedagang, kebersihan itu sebagian dari apa? Rata-rata menjawab, sebagian dari iman. Lalu, saya tanya lagi sudah dilaksanakan belum?” katanya.

Kalau toko atau kiosnya belum dibersihkan, Ade Asma kembali menyampaikan kepada para pedagang, mulai besok tempatnya harus dibersihkan. Menurutnya, ketika tempatnya bersih, berarti para pedagang sudah menegakkan imannya sendiri.

“Kalaupun para pedagang tidak mau membersihkan tempatnya, saya tidak melarang dan juga tidak akan memarahi. Tapi, kalau para pedagang merasa beriman, ya harus membersihkan tempatnya. Karena kebersihan sebagian dari iman, tolong jangan cuma teori. Saya ingin melihat mulai besok seperti apa tempatnya,” katanya.

Setelah program kebersihan berhasil dilaksanakan selanjutnya Ade Asma minta kepada para pedagang agar merapikan kios atau tokonya. Mengapa? Menurut dia, kios atau toko itu merupakan pendaringan mereka. Siapa lagi yang akan merapikan, kalau bukan para pedagang itu sendiri.

“Jangan terus menerus disuapi pemerintah. Sampai kapan pun kalau kita disuapi, tidak akan maju. Namun tentunya, harus dengan niat dari hati yang suci. Lurus karena Allah SWT. Luruskan niatnya dan bersihkan hatinya. Artinya, yang saya luruskan bukan hanya tempatnya, tetapi bersihkan dada dan hatinya. Semua saya bersihkan,” jelasnya.

Dikatakan, bagi pedagang yang toko atau kiosnya sudah jelek, Ade Asma memerintahkan agar membeli triplek semurah mungkin.

“Ini buat mereka sendiri kok, bukan buat saya. Dan, alhamdulillah mereka nurut dari hati yang paling dalam. Walaupun bertahap, saya yakin program ini dapat berjalan. Bahkan, sampai sekarang mereka masih berangsur-angsur merapikan tempatnya,” katanya. (Fj)

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *