Ketua DPRD, HM Saifuddaulah: generasi muda adalah masa depan bangsa Indonesia.
|TEROBOSHUKUM.CO.ID – Ketua DPRD Kota Bekasi HM Saifuddaulah memaparkan bahwa Kasus stunting lebih berbahaya, karena anak-anak balita hingga usia 2 tahun yang mengalami pertumbuhan sehingga lebih parah dibanding gizi buruk. Padahal generasi muda adalah masa depan bangsa Indonesia.
“Selain itu, anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan yang buruk karena daya tahan tubuh yang juga buruk. Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani secara serius,” demikian disampaikan Saifuddaulah usai mengikuti acara pelaksanaan monitoring evaluasi aksi stunting (Moring) di aula Nonon Sonthanie, Gedung Pemkot Bekasi, Kamis (15/6/23)
Ketua DPRD yang biasa disapa Ustadz Daulah ini mengingatkan pemangku kepentingan Kota Bekasi agar terus menurunkan kasus stunting di wilayahnya.
“Meski Kota Bekasi mengalami penurunan, kita harus tetap waspada dan terus menekan angka stunting. Sehingga Kota Bekasi benar-benar zero stunting,” ujar Saifuddaulah.
Seperti publikasi situs opendata.jabarprov, Kota Bekasi mengalami penurunan stunting, dari tahun 2019 hingga 2022. Tahun 2022 jumlah anak yang mengalami stunting sebanyak 4.575 atau 3,4%, sedangkan target nasional sebesar 18,4%. Angka tersebut menurun dibandingkan data tahun 2021, sebesar 7,9%.
“Upaya yang dilakukan stakeholder Kota Bekasi menunjukkan hal yang positif. Setahun terakhir ini, terjadi penurunan angka stunting sebesar 5,5%. Untuk target RPJMD Kota Bekasi tahun 2022, prevalensi stunting sebesar 9,8%,” ujar Saifuddaulah.
Menurut Saifuddaulah, program Jabar Zero Stunting ini merupakan suatu terobosan untuk dijalankan Pemerintah Kota/Kabupaten, termasuk Kota Kota Bekasi. Kendati demikian, angka stunting di Kota Bekasi termasuk yang terendah, perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak agar kasus stunting di Jabar benar-benar nol.
“Angka stunting Kota Bekasi termasuk terendah di Jabar yaitu 3,44 persen. Namun, untuk menzerokan stunting perlu kerja sama semua pihak, termasuk pengusaha melalui CSR. Kami akan coba undang (CSR) dan merumuskan program-programnya,” pungkas Saifuddaulah.
Agenda bertema “Menggali Potensi Corporate Social Responsibility Menuju Jabar Zero Stunting” ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum. Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi aksi stunting tersebut turut hadir, Kepala Daerah atau yang mewakili antara lain: Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono, Pj. Bupati Bekasi, Dani Ramdan, Wakil Bupati Kabupaten Bogor, Iwan Setiawan, Pj. Sekda Kota Bekasi Junaedi, Kepala Dinas PPPKB3A mewakili Wakil Bupati Cianjur dan Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat Iendra Sofyan, Kepala Bappelitbangda Kota Bekasi Dinar dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati.
Wagub Uu meminta penurunan angka stunting di Jawa Barat dengan melibatkan Corporate Social Responsibility (CSR). Pasalnya, penanganan stunting menjadi perhatian bersama, karena dampaknya sangat berbahaya bagi perkembangan anak, termasuk juga untuk kemajuan bangsa dan negara. (ADV)