98 Miliar Pembangunan 488 toilet di SDN dan SMPN Kab Bekasi Jadi Sorotan
|TEROBOSHUKUM.CO.ID – Pembangunan toilet yang tersebar di setiap Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di 23 kecamatan disesalkan Ketua LPM Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi.
Fantastis, disamping nilai anggarannya sangat fenomenal, juga dibangun saat ada pandemi Covid-19, dimana siswa-siswi mengikuti kegiatan belajar tidak di sekolah, melainkan di rumah masing-masing. Menurut Ida Tuhutanto, Ketua LPM Kecamatan Cikarang Pusat.
“Ini sangat melukai hati masyarakat mengingat siswa-siswi belum juga dapat melakukan kegiatan belajar di sekolah secara tatap muka karena pandemi Covid-19, pemerintah malah membangun toilet yang dirasakan tidak tepat sasaran, apa lagi dengan menggunakan anggaran mencapai Rp.198 juta,” ujarnya, Selasa (15/12/2020), di Bekasi.
Sebelumnya, sejumlah pihak menyoroti proyek pembangunan 488 toilet yang tersebar di setiap Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di 23 kecamatan. Pasalnya, anggarannya mencapai Rp98 miliar atau sekitar Rp198,5 juta per unit.
Menurut Ida Tuhutanto, seharusnya Pemerintah Kabupaten Bekasi melihat tingkat urgensinya terlebih dahulu. “Mestnya pemerintah lebih memprioritaskan proses belajar tatap muka dengan mengalihkan anggaran tersebut untuk peralatan persiapan penanganan proses belajar tatap muka, seperti face shiel, masker, tempat cuci tangan dan hand sanitazer, di setiap sekolah sehingga proses belajar mengajar dapat dilakukan dan tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19, misalnya satu kelas di isi 10 sampai 15 siswa dan masuk secara bergiliran,” tandasnya.
Dengan kebijakan seperti ini, lanjut Ida, bantuan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama siswa-siswi yang saat ini sangat mengharapkan dapat melakukan kegiatan belajar di sekolah.
Dia berharap aparat penegak hukum memproses secara hukum, jika ada penyimpangan anggaran pengadaan toilet ini.
“Kami berharap jika ada penyimpangan anggaran agar pihak berwajib menindak tegas oknum yang bermain anggaran pendidikan dan merugikan keuangan negara,” imbuhnya.
Ida menegaskan, anggaran pembangunan toilet sebesar itu sangat mahal. “Sebagus-bagusnya toilet di sekolah, seperti apa sih? Pasti tidak mewah juga kan. Toilet sekolah paling standar saja. Ada bak, ada kloset, ada urinoir, saluran air, dan atap. Kalau ada aksesori ya pasti sewajarnya saja. Asal, siswa di sekolah nyaman dan sehat saat menggunakan toilet,” urainya.
Ia juga mengingatkan, toilet bukan infrastruktur utama di sekolah, karena yang utama yakni ruang belajar, perpustakaan, ruang guru, dan sejenisnya.
“Dunia pendidikan harus berani bersikap bahwa sekolah tidak terlalu cerdas pun tidak masalah, tapi moral dan budi pekerti harus baik, agar peradaban manusia lebih mudah diperbaiki, termasuk perilaku koruptif bisa dikurangi atau dihindari,” pungkasnya. (*)