Pelaku Pengeroyokan Ade Armando saat Demo diminta Menyerahkan Diri

TEROBOSHUKUM.CO.ID – Aksi mahasiswa yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), rencananya di depan Istana Negara, dialihkan ke gedung DPR, Senin 11 April 2022. Ternyata aksi itu ricuh dan rusuh mendapat tanggapan dari salah satu tokoh demonstran 1998, Adian Napitupulu (Sekjen Pena 98).

“Dengan jumlah masa aksi yang banyak. Berangkat dari elemen yang berbeda-beda. Tidak satu komando, tidak terorganisir. Karena aliansi yang kuat yang terbangun lama. Tetapi aliansi BEM ini per Angkatan, jadi BEM kemarin berbeda sekarang, dan orangnya bergantian tidak saling mengenal, perangkat aksi yang lemah. Kemungkinan disusupi dan rusuh, itu bisa saja terjadi. Sebab, aksi yang dilakukan BEM ini terbuka  untuk elemen lainnya,” tutur ayah dari dua anak itu dalam wawancaranya di berbagai media Elektronik, Senin (11/4/2022) malam.

Lanjut Adian, bahwa tuntutan asli BEM yang berjumlah 18. Tolak tiga periode, kenaikan BBM, minyak goreng, kestabilan harga, dan lain-lain. Tertutup dengan adanya aksi ricuh dan rusuh.

Salah satu korbannya, akademisi dan penggiat media sosial, Ade Armando. Bukan hanya dikeroyok sampai luka disekujur muka dan tubuhnya, oleh para penyusup yang memanfaakan aksi demo mahasiswa tersebut.

Terlepas adanya penyusup atau penumpang gelap dalam setiap aksi mahasiswa di era apapun, termasuk era reformasi.

Yang mana awal-awal reformasi.Beberapa kampus, bukan hanya tempat bersembunyinya kelompok intoleren dan radikal, tetapi unit-unit kegiatan mahasiswa seperti BEM, telah dikuasainya.

Bahkan, kelompok itu di awal-awal reformasi. Bukan hanya kuasa  dalam kegiatan intra kampus, tetapi sudah menjalar dan menjadi kekuatan di ekstra kampus. Partai, dan pemerintahan dalam era sebelum Jokowi berkuasa, kelompok radikal itu begitu dominan dalam eksekuif di Kabinet.

Walaupun, saat ini kelompok itu melemah dan tak berdaya di era Jokowi. Bukan berarti pudar dan menghilang. Sisa-sisanya masih tetap ada, melakukan perlawanan tetap dilakukan. Bukan lagi dalam konteks substanti tuntutan rakyat. Melainkan asal bukan Jokowi mereka lakukan.

Kembali ke Ade Armando. Penggiat medsos itu, datang  ke lokasi unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPR. Tujuannya mengawal aksi mahasiswa supaya tidak disusupi. Karena tuntutan aksi mahasiswa dan Ade Armando, adalah seirama. Yaitu menolak 3 periode.

Dan, apa yang dikhawatirkan Ade. Ternyata terbukti, bahwa memang ada penyusup pada aksi mahasiswa, kemarin. Bahkan dirinya yang menjadi korban sejumlah orang yang melakukan pengeroyokan.

Penyusup itu dalam kasus  dikeroyoknya Ade, adalah aktor intelektual.  Aktor itu memang tidak melakukan aksi fisik ke Ade. Tetapi, mereka itulah  yang memerintahkan kepada anak buahnya untuk bertindak brutal ke Ade.

Yang jelas, bukti kampus dikuasai kelompok radikal masih ada, dan kemungkinan berkembang terus bisa saja terjadi.(*)

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *